Dalam dunia pengukuran kecepatan, terdapat beragam metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang akurat. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode optik, di mana kecepatan diukur melalui analisis perubahan cahaya atau bayangan. Metode lainnya adalah metode incremental, yang melibatkan pengukuran perubahan bertahap dalam pergerakan. Tachogenerator juga menjadi pilihan populer dengan mengubah energi mekanis menjadi sinyal listrik terukur. Variabel Relutance Tachometer, di sisi lain, mengandalkan perubahan daya tarik dalam sistem magnetik untuk mengukur kecepatan. Sementara itu, Hall Effect sensor mengukur kecepatan dengan mendeteksi perubahan medan magnet menggunakan prinsip efek Hall. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap metode-metode ini, kita dapat meresapi kompleksitas dan keunikan setiap pendekatan dalam mencapai pengukuran kecepatan yang handal.
Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai metode-metode tersebut:
1. Metode Optical
Metode optik untuk mengukur kecepatan linier bekerja dengan cara mengukur waktu antara saat objek bergerak memotong sinar pertama hingga memotong sinar kedua pada jarak tertentu. Dalam contoh penggunaannya, pemutusan sinar pertama bisa mengaktifkan clock pulsa, sedangkan pemutusan sinar kedua berfungsi untuk menghentikan clock tersebut. Dengan begitu, metode optik tidak hanya memberikan pengukuran kecepatan yang akurat, tetapi juga bisa digunakan untuk mengendalikan perangkat lain, menunjukkan kepraktisannya dalam berbagai situasi.
2. Metode Incremental
Metode incremental bekerja dengan memanfaatkan encoder tambahan untuk mengukur kecepatan sudut poros yang berputar. Encoder ini menghasilkan pulsa setiap kali terjadi perubahan kecil dalam pergerakan poros. Dengan menghitung jumlah pulsa yang dihasilkan per detik, kita dapat secara tepat menentukan kecepatan putaran poros tersebut. Keunggulan metode ini terletak pada kemampuannya memberikan informasi yang detail dan akurat tentang perubahan kecepatan sudut secara bertahap, sehingga sangat berguna dalam aplikasi yang memerlukan kontrol yang presisi, seperti robotika atau mesin industri yang membutuhkan pemantauan ketat terhadap kecepatan putaran.
A. Transmissive type PhotoElectcic Tachometer
Tachometer fotolistrik transmisif bekerja dengan cara sebagai berikut:
1. Cakram berlubang dipasang pada poros yang berputar.
2. Sumber cahaya diletakkan di satu sisi cakram, dan di sisi lainnya dipasang fotodetektor sejajar dengan sumber cahaya.
3. Ketika bagian cakram yang tidak berlubang berada di antara sumber dan detektor, detektor tidak menyala dan tidak menghasilkan keluaran.
4. Namun, ketika muncul celah atau lubang pada cakram, cahaya yang mencapai detektor menghasilkan keluaran.
5. Frekuensi di mana pulsa dihasilkan tergantung pada jumlah lubang atau slot pada cakram dan kecepatan rotasinya.
6. Penghitung elektronik digunakan untuk mengukur Pulse Rate, yang mencerminkan kecepatan rotasi poros secara akurat.
Cara kerjanya:
1. Tachometer fotolistrik tipe reflektif menggunakan roda berlubang atau roda dengan slot yang terhubung ke poros motor sebagai reflektor radiasi inframerah (IR) yang tak terlihat.
2. Ketika tegangan diterapkan pada pemancar, cahaya IR dipancarkan. Gigi roda berlubang memantulkan kembali cahaya ini, dan fotodetektor menerima cahaya tersebut untuk menghasilkan keluaran.
3. Tegangan ini menjadi pulsa yang bisa diperkuat. Pulsa ini memiliki amplitudo yang cukup dan dapat diukur menggunakan counter atau dikonversi menjadi tegangan dengan bantuan konverter frekuensi untuk keperluan pengukuran.
0 Response to "Berbagai Meotde dalam Pengukuran Kecepatan "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik ^_^